Penasaran dengan sistem ekonomi pada masa demokrasi liberal di Indonesia? Pahami tentang sistem ekonomi liberal melalui ulasan yang satu ini!
Sistem ekonomi pada masa demokrasi liberal menjadi titik awal perkembangan dan perubahan menuju sistem ekonomi Pancasila. Karena di masa ini terjadi perubahan sistem ekonomi dari ekonomi kolonial peninggalan Belanda dan Jepang menjadi sistem ekonomi milik Indonesia sendiri.
Sistem Ekonomi Pada Masa Demokrasi Liberal
Membicarakan tentang ekonomi sama artinya dengan membicarakan mengenai keuntungan. Sistem ekonomi liberal adalah suatu sistem ekonomi yang menitikberatkan pada perolehan keuntungan.
Bila menggunakan sistem ekonomi ini artinya rakyat punya kebebasan penuh untuk menjalankan kegiatan ekonominya. Murah atau mahalnya harga suatu barang tidak bisa ditentukan sendiri, melainkan ditentukan oleh pasar. Sehingga seseorang tidak bisa seenaknya menentukan harga barangnya sendiri bila ingin laku di pasaran.
Sistem ekonomi ini benar-benar membatasi ruang gerak pemerintah dalam campur tangan. Sehingga, pemerintah tidak bisa ikut memutuskan keputusan ekonomi dari pemilik usaha.
Kelebihan Dan Kekurangan dari Sistem Ekonomi Liberal
Walau Indonesia sempat menggunakan sistem ekonomi pada masa demokrasi liberal, pada akhirnya sistem ini ditinggalkan. Hal ini jelas bukan karena sistemnya yang tidak baik tetapi memang karena tidak cocok saja digunakan di Indonesia.
Hal ini dibuktikan dengan masih ada negara-negara yang menggunakan sistem ekonomi ini. Beberapa negara yang saat ini menggunakan ekonomi liberal adalah Jerman, Italia, Finlandia, dan Perancis. Kalau sistemnya tak bagus mengapa negara-negara besar tersebut menggunakannya?
Mari memahami bagaimana kelebihan dan kekurangan sistem ini sebagai bahan pengetahuan ekonomi.
Sistem yang Menghasilkan Produk Berkualitas
Karena ekonomi diserahkan kepada rakyat, ini menyebabkan terjadinya seleksi alam pada produk maupun pelaku usahanya. Dengan kebebasan berekonomi membuat siapa saja bisa membuat produk dan menjualnya di pasar.
Tentu saja para pelaku usaha bisa dengan bebas menjual mana produk yang dibutuhkan dan mana yang tidak. Pada proses ini pula sudah pasti hanya produk-produk yang berkualitas yang bertahan. Hal ini membuat para pelaku usaha berusaha memberikan yang terbaik demi mendapat produk berkualitas.
Persaingan Tinggi Memacu Kreativitas Dan Inovasi Baru
Meskipun rakyat punya kebebasan untuk melakukan jual beli bukan berarti aktivitas ini begitu mudahnya. Justru kegiatan ekonomi ini cukup berat untuk para pelaku usaha baru.
Pasalnya, tingkat persaingan di pasar sangatlah tinggi. Pengusaha baru dengan relasi yang minim dan modal pas-pasan akan kesulitan bersaing dengan pengusaha yang sudah punya produk populer.
Dengan ini kreativitas dan inovasi dari para pelaku usaha akan terus dipaksa untuk berkembang agar bisa bertahan. Pelaku usaha baru akan berjuang menciptakan produk-produk baru yang bisa menjawab kebutuhan pasar.
Sedangkan para pelaku usaha lama akan selalu berusaha meningkatkan kualitas produknya agar para pelanggan tidak berpaling. Meski demikian tidak menutup fakta bahwa perjalanan pengusaha baru sangat sulit. Karena pelaku usaha lama pun memiliki potensi tinggi untuk membuat produk baru dengan pengaruh dan modal yang dimiliki.
Kesenjangan Ekonomi di Masyarakat
Poin ini masih berhubungan dengan pembahasan poin sebelumnya. Potensi dan kemampuan yang berbeda antar pelaku usaha baru dan pelaku usaha lama tak pelak menimbulkan kesenjangan ekonomi.
Pengusaha lama yang berhasil mendominasi pasar akan makin kaya. Sedangkan pengusaha baru makin sulit menembus pasar karena terpaksa harus bersaing dengan pengusaha lama yang punya pengalaman, pengaruh, maupun modal besar.
Kesimpulan
Begitulah gambaran mengenai sistem ekonomi pada masa demokrasi liberal di Indonesia. Sistem ini menjadi salah satu bukti perkembangan ekonomi di Indonesia menuju ke arah yang lebih baik.
